Laporan Perjalanan Oleh Rudy L. Kelas X-KI, kelompok 21, Hyakutake yang kamitnya anak aksel, hapenya ga ada keypadnya, kacamatanya rusak dan mengikuti 2 TO dalam bulan yg sama. Untuk part 1 dan 2 kurang seru, jadi lebih baik ga usah dibaca...
First Part, Pra-Pra TO
Angkatan solaris mendapat tugas untuk membuat nametag kecil yang nantinya akan menjadi bagian dari nametag besar. Bagi wanita harus dikuncir 2 dengan pita merah, cowo harus berambut cepak 1cm. Saya mungkin orang terakhir di angkatan Solaris yang potong rambut, karena rambut saya adalah sumber otak saya (ya begitulah menurut saya).
Kegiatan Pensi 81 bagian awal juga dilaksanakan bersamaan dengan pra-pra TO. Saat itu, banyak kelompok yang paper kelompoknya belum selesai. Kelompok saya tinggal di print, namun sayang disayang, ga ada printer. Berhubung ketua saya yang agak2 plin-plan dengan waktu yang sudah mepet (20 menit lagi harus udah jadi), saya memutuskan sendiri untuk pulang dulu ngambil printer di rumah saya, dianter ketua kelompok saya Priaji Setiadani (pada akhirnya tanpa ketua kelompok emang kita itu kurang). Dia bener2 ngebut, lalu saya nanya,"lw tau kalan ga ji?". Jawabannya ya mana tau lah, untung aja gw tanya, kalo ngga buat apa dia ngebut2 tanpa arah. Stelah sampe rumah, saya langsung janji pada diri saya sendiri,"selesaikan dalam 1 menit!". Langsung balik ke sekolah dengan menenteng printer HP yg berat dengan kabel2nya yg ribet. Saya langsung berlari dengan kecepatan iblis ke ruang Agama di lantai 2 yang menjadi base camp kelompok 21. Disana, akhirnya kelompok kami menjadi penjual jasa print gratis pada kelompok lain yang sudah bener2 ga sempet lagi cari tempat ngeprint, apalagi yang minta cewe2, aduh, ya ga bisa menolak lah gw...
Setelah bbrapa saat, 1 angkatan dipanggil ke lapangan oleh suara peluit yang indah. Hebatnya, 1 kelompok (lupa kelompok berapa) udah pulang semua. Bberapa saat kemudian, hujan turun dengan indahnya dan kita disuruh bubar dan kumpul lagi setelah hujan reda. Saya ngelanjutin ngeprint paper kelompok2 lain plus mencari jam Puma saya yg sering dipinjem sama Gabriella Patricia Pella. Setelah baris dan dibubarkan lagi, tiap kelompok berkumpul dengan kamitnya masing2. Kamit kami kelompok 21 bernama "Muhammad Pranasa Aranta Syaiful Dinar". Panjang banget ya? Nama panggilannya adalah kak papin yang anak aksel dan hapenya ga ada keypadnya (makin panjang aja). Lalu ada dari pihak MPK yang mendampinginya yang bernama Kak Fauzi Ahmad Malik. Kita disitu sampe jam 5, lalu pulang. Saat pulang, saya membawa printer HP saya ditemenin oleh Ni Luh Putu Miradiny Susan Saraswati. Entah mengapa jaman sekarang nama orang kok aneh2 dan panjang2.
Setelah botak dan nametag kita udah jadi, kita baris 1 angkatan sebelum libur taun baru. Ada bbrapa kelompok yg namanya atau nama anggotanya dipanggil terus2an, dikarenakan kebandelan mereka atau karena bbrapa alasan tertentu. Salah satu alasan bbrapa orang dipanggil adalah karena mereka menginginkan nama angkatan kita, Solaris, diubah menjadi Galactic atau mungkin Galaktik bagi yg ga ngerti, hhe. Parahnya sih mereka ga berani ngomong langsung alias ngomong dibelakang, ya PO-nya kesel juga lah, gw aja kesel. Yah, bagaimanapun itukan udah lewat, jangan diulang lagi ya yg kayak gitu :)
Second Part, A long way to Pra TO
Sebenarnya kita mau TO tuh Desember, namun karena bbrapa alasan diundur sampe January. Pas awal2 masuk, kita mendapat tugas untuk bikin nametag besar dan dikasih waktu 6 hari (4 hari dihitung mulai senin). Saya sampai detik ini tidak tahu secara pasti, apakah ketua angkatan memutuskan sendiri atau dengan aspirasi kelompok2 lain.
Untuk kelompok saya, kerjanya pindah2 dari rumah Tika, Saya, lalu Ajeng. Saya akui, kekurangan kelompok kita tuh banyak banget, mulai dari kurangnya potensi kinerja ketua kelompok yg ga efektif banget, anggotanya yg sering ribut dan males2an, sistem kerja yg ga fokus dan ga berarti... Namun, pada saat2 yang kritis, semuanya bekerja maximal (walau tetap ga efektif sebelum hari terakhir) dan yang males2-pun jadi dewa penyelamat kita seperti Fazri dan Kenny.
Waktu dirumah Tika, kita kerjanya bener2 ga efektif. Kerjanya lenje2 banget! Waktu masalah foto, Aji ketua kelompok saya menyuruh saya untuk ikut mengambil foto dirumahnya di Galaxy dan balik lagi ke pondok bambu buat scan foto. Baru bbrapa menit setelah berangkat, dia udah ketangkep polisi. Saya langsung diem aja, karena emang udah pusing mikirin nametag. Karena hujan, kita dibebasin, dan langsung ngebut ke rumahnya. Abis dari rumahnya, menuju pondok bambu sambil nyari bbrapa bahan nametag yang kurang disana-sini. Dikit2 ujan, tapi kita lalui terus, karena udah malem dan takut ga selesai.
Sampai di pondok bambu, saya lupa tempat fotonya. Alhasil, kita mondar-mandir nyari tempat foto itu selama kurang lebih 20 menit. Lagi2, ketidak efektifan ketua merugikan kelompok. Kita nungguin setengah jam hanya buat scan foto. Harusnya sih kita bisa melakukan hal lain dulu. Lalu kita beli kertas laminating A3 seharga Rp 225.000,-, Ke rumah Andira ngambil bahan, dan balik kerumah Tika. Saya pulang dianter Kenny naik mersinya yang udah lumayan jadul kerumah saya, sedangkan beberapa orang nginep dan ga tidur di rumah Tika, maap ya teman2... :(
Tidak disangka, kelompok saya udah jadi nametag depannya, namun ttep aja masih cacat dan belum jadi belakangnya. Saya gatau mengapa angkatan emperor bisa jadi nametagnya dalam waktu yg singkat, tetapi angkatan Solaris ngga. Apakah karena kurangnya koordinasi antar anggota kelompok, antar kelompok, ketua angkatan, waktu, atau time management yang kurang? Entahlah, yang pasti kita dikasi waktu tambahan 1 minggu lagi (lebih malah).
Akhirnya kita pra-TO tanpa nametag, Pas Pra-TO ga ada yang terlalu berkesan di hati saya. Mungkin yang paling diinget anak2 Solaris pas penutupan Pra-TO di aula. Mereka meneriakkan "Solaris" bersama-sama. Yah, paling ngga ini bisa memperkuat persatuan mereka dan memberi kepercayaan pada kakak2 PO. Pas Pra-TO, yang saya kerjakan malah ngasi2 boneka ke cewe-cewe sebagai oleh2 saya pas libur taun baru. Dan, berakhirlah Pra-TO.
Third part, On the way to Subang
Setelah nametag kita jadi, Vendel kita dipasang, dan barang2 sudah dipacking, kita menuju Subang tanggal 23 January 2009. Kita disuruh ngumpul sebelum jam 6, yang diproses diotak saya adalah jam 6-1 = jam 5. Dateng ke sekolah jam 5, lalu kumpul dengan kelompok saya. Kita ngepack barang2 dan naikin ke truck. Kita panik, kok gaby belum muncul juga ya? Kita udah mencoba nelpon berkali-kali namun tidak diangkat olehnya. Sampai peluit dibunyikan dan kita disuruh untuk berbaris, dia belum juga dateng. Setelah barisan dibubarkan ternyata dia udah nyampe dengan alasan2 yang saya juga ga denger karena tidak mau denger.
Kurang lebih pukul 08.25 pagi kita berangkat dari kodam menuju subang. saya ada di bis sebelas yang ber-isikan kelompok Hyakutake dan Hermes, Kak Papin, Kak Fauzi, dan Kak Olin, lalu guru2 dan juga supir bus (yaiyalah). Saya duduk paling depan (bukan didepan busnya ya...) bersama pak junaedi dan bbrapa waktu kemudian ada kak fauzi didepan saya. Baru bberapa menit bus diberangkatkan, 2 kelompok yang saya banggakan ini udah tidur semua kecuali saya, kak fauzi, kak papin, dan supir busnya (YAIYALAH!!!!!!).
Sayangnya sih trio gawat, alias saya, kak fauzi, dan kak papin tidak bisa duduk berdekatan semua, jadi kurang seru. Saat keluar tol, semua bus berhenti sejenak karena ada kesalahan teknis. Semua pada turun untuk melakukan urinasi atau cuma sekedar foto2 di jalan tol yang masih sepi. Saat sudah berangkat lagi, 2 orang kelompok kami hilang. Mereka adalah kakak2 dari angkatan emperor yang ikut kelompok kami. Walau awalnya menyusahkan, namun mereka sangat membantu dan men-support kami dalam banyak hal termasuk pengangkutan barang2. Terima kasih kami haturkan untuk kalian berdua.
Akhirnya kami sampai juga di desa Dayeuh Kolot, Subang. Kita langsung bikin piramid untuk mendirikan vendel kelompok, dan hal yang paling meresahkan saat pertama kali sampai disitu adalah vendel Hyakutake yang selalu lepas dari penjepitnya. Baru bbrapa saat piramidnya jadi, panggilan Azan solat jumat dikumandangkan. Musholla yang sangat tidak mencukupi itu (kira2 hanya muat 100 orang) harus dipenuhi oleh pendatang dari SMA 81 dengan penduduk stempat. Saya tidak kenal solat jumat arus kedua, jadi saya paksakan tempatnya dilantai yang tergenang air wudhu bersama dengan kamit saya. Belum selesai memikirkan cara sujudnya, solat jumat sudah dimulai. Alhasil, celana saya basah gak karu-karuan dan parahnya saat sujud saya harus menahan nafas agar air tidak masuk ke hidung saya... =__= Namanya juga TO, jadi saya menerima dengan senang hati...
Acara selanjutnya adalah perkenalan dengan pemilik rumah sambil mendirikan vendel di depan rumah. Rumah kelompok 21 berdekatan dengan kelompok 22 yang menjadi mitra. Namun, rumah yang kami tempati bisa dibilang salah satu yang paling parah disitu. Kamar mandinya saja terbuka, WC-nya ada botol aquanya, dan lain-lain lah... Namun, TO kami jadi semakin berkesan karenanya. Acara langsung dilanjutkan dengan makan siang. Setelah makan siang, dilanjutkan dengan pencarian data dan kalo ga salah ada priwitan dari PO. Setelah itu kita solat asar berjamaah dan yang azan Aji. Maunya sih dapet bintang biru, namun apa daya, azannya aja salah, wkwkwk.
Setelah asar, penelitian lingkungan dilanjutkan dan agak gerimis. Yang bertugas mencari data adalah wakil ketua kelompok 21, Fajar (entahlah panggilannya fajar atau adit :D) dan gaby yang anak aksel. setelah pengumpulan data, kita siap2 solat magrib. kamit saya menyarankan agar berangkatnya bareng2 biar dapet bintang biru. Stetelah solat magrib diteruskan dengan kultum. Ketua kelompok saya maju pertama tanpa dipanggil, dengan niat mendapatkan bintang biru...
Setelah itu, dilanjutkan solat isya dan siap2 untuk makan malam. Setelah makan malam, saya berkunjung ke rumah kelompok 22, Hermes untuk membicarakan pensi kita nanti malam pada saat api unggun. Ternyata anggota kelompoknya terkapar kelelahan semua! Lalu salah satu bagian main attraction kami yaitu fajar kakinya sedang terluka parah. Dia rencananya akan melakukan Capoeira bersama dengan bayangannya, Adit. Sayapun sebagai pengarah bingung dengan keadaan ini. Lalu mereka berdua berlatih Capoeira sendiri dan saya menyarankan agar tak terlalu memaksakan kesehatannya.
Akhirnya tiba juga saatnya pensi. Saat pengambilan undian, orang yang mengambil undian kita beri ucapan selamat yang meriah karena kelompok kami dapat giliran tampil PERTAMA dan tanpa persiapan sumpah!!!!!!!!!! Semenit sebelum tampil, kita menyatukan ide dan maju tanpa persiapan dan tanpa tahu apa yang akan kita lakukan selanjutnya. Namun, ternyata applause dari para penonton cukup banyak dan penonton antusias dengan penampilan Fajar dan Adit (anggota kelompok yang lain hanya berlari mengitari mereka berdua, gaji buta deh =__=). Sukses2... syukurlah kita tidak mendapat giliran setelah pertama, karena orang2 pasti akn membandingkan kita dengan penampilan sebelumnya. Terima kasih kami haturkan untuk Adit dan Fajar :)
Satu-persatu mulai menunjukkan keahlian mereka hingga penampilan dari Osis juga guru2. Jam saya menunjukkan pukul 23.35, guru2 membubarkan acara dengan paksa karena alasan waktu sudah menunjukkan waktu pukul 12 malam. Saya pun terheran-heran, emangnya ini udah jam 12 apa? Tapi kami tetap menurut dan kembali kerumah untuk tidur. Saya nyaris aja tidur berdiri karena ga dapet tempat, tapi akhirnya sdikit dapet tempat karena dibelakang pintu, hha.
Fourth part, The Last Day Before The Last Day and The Last Day
Kami kelompok 21 baru tidur hari ini dan bangun pada hari ini juga. Kami bangun serempak pukul 03.30 pagi, lalu males2an sampe sekitar jam 03.50. Kami dengan kompaknya ber-7 pergi ke Musholla untuk menjalankan solat Subuh. Kita sengaja datang awal, lagi2 dengan niat mendapat bintang biru dengan keadaan desa yang masih berkabut dan dingin gak karu-karuan. Saat tiba di Musholla, terlihat banyak orang terkapar disitu, yang ternyata adalah bberapa anggota pengurus masjid dari 81 yang tidur disitu. Bangganya kita ketika mengetahui bahwa kamilah kelompok pertama yang datang untuk solat subuh dan kompak 1 kelompok.
L: Eh, ini jam brapa ya? Udah mau azan belum??
A: Sepertinya masih lama
S: Eh, kalian bangunin kelompok yang lain juga dong...
L: Oke, ayo kita bangunin satu angkatan (demi mendapat bintang biru...)
Dengan cekatan, kami lantas datang tak dijemput pulang tak diantar ke tiap2 rumah mulai dari kelompok 1 sampai 26, bahkan kami sempat nyasar ke rumah kami sendiri entah apa yang kami pikirkan saat itu. Bberapa orang pun mulai berkeluyuran hingga azan dikumandangkan. Padahal kami juga berniat untuk mengumandangkan azan demi mendapat bintang biru, namun kesempatan itu hilang demi membangunkan dan mengajak satu angkatan untuk solat subuh. 1 bintang biru melayang... Yah, bagaimanapun ini lebih membanggakan dimata kami daripada 1 bintang biru...
Setelah solat subuh, seperti biasa dilanjutkan dengan kultum, lalu absen yang menjadi andalan kelompok 21 karena tidak ada 1 anggota-pun yang pernah absen untuk solat berjamaah (applause untuk hyakutake). Setelah absen, kita kembali kerumah masing2 dan sarapan. Menu minuman saya pastinya adalah KUPI yang panasnya gak karu-karuan. Karena jam dirumah agak telat bberapa menit, jadi kita agak santai, namun saat peluit dibunyikan, kita panik gak karu2an...
"Loh, udah sepi ji!"
"Kelompok depan udah ga ada!"
(dalam hati,"Tai ledik...........")
Saat tiba dilapangan, Solaris telah meneriakkan "LURUS"... Ini membuat wajah saya menjadi begini -__________- dan sangat malu, karena bangun paling pagi tapi baris paling telat. Sebagai ganti seri, wajah dan nametag kita dicoreng pake arang dan spidol, dan hanya boleh dihapus setelah pertemuan berikutnya. Ini sudah sangat membuat jera kami sebagai kelompok pengumpul bintang biru terbanyak. Gimana ngga, 1 kelompok telat semua... Setelah baris dan senam pagi alias dance lalala yang menurut saya bikinan kak papin, kita dikasi waktu buat makan pagi lagi. WHAT THE HELL banget ga tuh??? Saat keluar dari lapangan, saya merubah jam saya ke PAPIN MODE atau JAM AKSEL, agar tidak ada kata telat lagi di kamus kami.
Berhubung kita sudah makan, kita siap2 aja buat penjelajahan. Bberapa saat kemudian, kita kembali dipluitin dan kelompok kami tentu saja gak mau konyol telat 2 kali. Sesampainya dilapangan, kami diperbolehkan menghapus segala corengan di wajah dan nametag kita. Saya berpikir bahwa OSIS memberi waktu makan pagi agar kita mendapat kesempatan untuk pertemuan berikutnya dalam waktu singkat. Apapun alasannya, terima kasih kami haturkan pada kakak2 PO :)
Saatnya penjelajahan. Angkatan dibagi menjadi 2, ada yang bertugas mengajar di SD dan ada yang melakukan gerakan 1000 pohon (atau tepatnya 2 pohon). Kelompok kami sangat siap untuk bercocok tanam, saya yang bertugas untuk membawa sekop ternyata sekopnya hilang (saat pulang baru ketemu). Sebagai gantinya, saya membawa 2 stick ice cream dan 2 sendok plastik. Benar2 siap, bagaimana tidak, lubangnya saja sudah disediakan dan kita hanya perlu menaruh 2 buah tanaman di lubang itu dan memupuknya. Saya tidak bisa memandang ke arah kelompok Hermes yang membawa sekop gede udah kayak mau menanam pohon beringin saja.
Perjalanan dilanjutkan. Kami menyusuri hutan (gatau deh itu hutan apa taman) dan rumah2 penduduk sampai ke tempat produksi kerajinan bambu. Disitu kami diajarkan dan juga mencoba untuk memproses barang2 produksi desa itu yang berbahan dasar murni bambu, mullai dari memotong, menghaluskan dan menganyam. Perjalanan dilanjutkan menuju pos-pos OSIS. Pos pertama yang kami lalui adalah pos test yel-yel oleh anak sigma, dilanjutkan dengan bbrapa pos yang saya lupa urutannya seperti pos argumentasi, yel-yel, hapalan ayat Al-Quran (yang bener2 nyaris gak hapal semua 1 kelompok), dan seharusnya kita melewati pos fisik yang berupa games, namun berhubung waktu, pos itu ditiadakan. Benar2 mengecewakan bagi peserta TO dan juga bagi para kakak OSIS yang sudah semangat mempersiapkannya.
Kembali ke rumah masing2, orang tua murid kelompok 21 (menurut saya) agak2 merusak suasana TO karena telah membawa McD untuk para anak2nya. Kak Papin-pun tidak bisa menolak untuk makan, yasudahlah kita lanjtkan saja ceritanya... Aji dan Fajar datang membawa bahan2 presentasi Charta yang harus selesai dalam 1 jam 30 menit. Setelah memotong, menulis, dan menempel bagian2 charta, kami langsung dipluitin dan harus lari menuju lapangan dengan membawa charta seadanya. Para ketua kelompok-pun lari secepat iblis menuju lapangan dan para anggotanya cemas gak karu-karuan menunggu nasib ketuanya. Bbrapa saat kemudian, sang ketua kembali dan mengatakan bahwa kita masih diberi kesempatan tambahan 10 menit. Saya sebagai pengarah kelompok menggunakan JAM AKSEL saya sebagai LETHAL WEAPON. Baru 1 menit berlalu sejak tambahan 10 menit diberlakukan, saya mengatakan,"TINGGAL 5 MENIT LAGI!!!!". Anggota kelompok 21-pun menjadi kacau beliau dan mengerjakan charta dengan kecepatan iblis dibantu oleh jin. Setelah waktu jam aksel saya habis, saya memberi waktu tambahan 3 menit bagi mereka semua yang telah menjadi iblis untuk mengerjakan charta itu. Wajah mereka yang tahu bahwa waktu masih banyak tersisa, menjadi seperti ini, <=_____________=>.
Saatnya presentasi charta. Kelompok kami dicap oleh kami sendiri sebagai kelompok paling tidak siap dalam segala hal tentang presentasi charta, dan bahkan kamit kami sendiri ketiduran saat kami presentasi. Mulanya kami kesal, tapi kami baru ingat kalau kacamatanya rusak, sehingga ia berjalan dengan pengelihatan samar2 dan semalam juga tidak tidur. Kasihan sekali kamit kami yang telah banyak berkorban demi kami. Namun dengan hasil yang tidak disangka, kami mendapat juara 2 di tenda 4 dari 5 tenda. Hasilnya pun sangat tinggi, yaitu 4400 point, dibandingkan dengan juara 1 tiap tenda yang rata2 hanya mendapat 4300 point. Mungkin kami kurang beruntung, tapi kita tetap menerima kekalahan dengan fair, apalagi tanpa persiapan seperti ini.
Hujan turun deras, Final Charta dilanjutkan di musholla. Saya ga ada kerjaan, jadi saya berkunjung ke tiap2 rumah kelompok walau tidak semua. Saya jalan2 bareng Fadhil, ketua kelompok Desdemona yang juga rangking 1 di kelas X-KI. Saya udah ketemu banyak kakak2 OSIS yang aneh2, dan yang terakhir saya kunjungi adalah kak Delta yang kata2nya cukup membingungkan saya. :)
Siap2 solat Magrib, kelompok kami tetap kompak solat berjamaah dan datang pertama. Setelah magrib dilanjutkan dengan kultum, namun kultum kali ini agak berbeda. Saat seseorang dari suatu kelompok sedang berkultum, tiba2 petir dengan kekuatan dewa menyambar, dan seluruh desa mengalami mati lampu! Saya tetap di musholla hingga kira2 1 jam setelah Isya bersama kak Papin disebelah saya dan beberapa anggota Hyakutake yang ga keliatan karena gelap. Saya sedang bersenang-senang bermain Sudoku di hape saya hingga kita semua disuruh kembali ke rumah masing2 dalam keadaan jalan yang gelap gulita dan masih hujan dengan petir dewa yang menyambar dengan kerasnya. Kak Papin maju didepan membawa senter dan tidak memakai payung. Saya pun agak gak enak dengannya. Lalu tiba2 datang "malaikat kak sesa" yang membawakan payung untuk kelompok kami dan mengantarkan kami selamat sampai dirumah. Terima kasih kami haturkan kepada kak Sesa :)
Sampai dirumah, lampu dirumah saya menyala. Tidak tahu apakah karena jalur listriknya tidak terhubung dengan satu desa atau karena sudah menyala, namun kami bersyukur paling ngga kita dapat melakukan kegiatan disitu. Anggota Hyakutake makan malam, sedangkan saya sebagai Panglima Perang Vendel harus tidur lebih awal agar bisa konsentrasi nanti malam.
-Pukul 23.10 hari sabtu-
Saya dibangunkan oleh anggota kelompok saya dengan cara digampar. Yap, bner2 kecepetan banguninnya, harus nunggu sampe jam 12 malem tanpa diperbolehkan tidur. Pukul 00.00 hari minggu, perang vendel dimulai... Saya lupa dengan apa yang sudah saya rencanakan sebelumnya, yaitu dengan membuat tabel. Kakak PO mulai memberikan pancaran cahaya kehancuran pada rumah kami. Ya, pada rumah, bukan pada vendel. Belum sempat berbuat apa-apa, Vendel kami sudah diambil. Kalah Telak =___=
Esoknya, kami berbaris lagi dilapangan. Hanya ada 1 kelompok yang vendelnya tidak diambil, yaitu mitra kami, HERMES. Selamat ya Hermes :)
Lalu saya yang penasaran bertanya pada mereka, strategi dewa macam apa yang mereka pakai untuk bisa memenangkannya... Lalu Adit, sang ketua kelompok 22 menjawab dengan senyum,"Oh itu, pake strategi kamu, pake tabel... Makasih ya Rudy, udah ngasi tau caranya...".
Pada bagian ini wajah saya tidak dapat digambarkan dengan emoticon apapun, benar2 menusuk... Ternyata strategi dewa mereka adalah hasil pemikiran saya sendiri yang telah saya share kepada kelompok 22 sebelumnya. Yah sudahlah, kita lanjutkan ceritanya...
Bagaimanapun juga, saya tetap bangga kepada Hermes yang telah mempertahankan Vendelnya dan juga dengan strategi saya yang batal saya kerjakan hanya karena saya lupa apa yang harus saya lakukan waktu itu. Terima kasih kepada Hermes saya haturkan karena telah membawa nama baik saya pribadi :)
Saat senam pagi, kak Adi kalo ga salah nanya,"Pada kuat push-up ga?". Solaris serentak menjawab,"KUAT!!!". Keputusan PO ini saya pikir sangat bijak dan telah membuktikan bahwa mereka sangat baik dalam menyelesaikan masalah. Di saat SERI masih menjadi perdebatan, mereka dapat merangkul semua pihak agar SERI tetap dapat dilaksanakan walau dengan sedikit perubahan. Diantaranya adalah dengan keadaan tidak dipaksa atau bisa dikatakan bukan dalam bentuk hukuman dan yang tidak kuat atau tidak bersedia diperbolehkan kebelakang terlebih dahulu. Diiringi lagu yang membuat hati para peserta TO tidak tertekan, serta banyak hal lain yang saya rasa OSIS telah selesaikan masalah itu. Terima kasih kami haturkan untuk Netradhiira Pattvisekra yang telah bekerja dengan baik :)
Saatnya argumentasi untuk mengambil kembali vendel kita. Gatau Aji punya kemampuan apa, tapi dia mengira bahwa vendel kita ada di tangan seorang kakak OSIS yang pada akhirnya bener2 ada di tangannya. Kita ber-argumen panjang lebar hingga pada suatu point, saya tidak bisa menceritakan apa yang terjadi. Intinya, itu membuat saya dan teman2 saya sekelompok menangis (mungkin saya yang paling parah =__=). Pokoknya ga bisa diceritain disini pada saat ini why.
Setelah vendel kembali, kami bersiap-siap packing dan upacara penutupan.Disini dibagikan bintang2 penghargaan, walau kelompok kami tidak mendapat tambahan bintang, kami tetap bangga akan apa yang telah kami lakukan yang dilihat maupun tidak, terlebih kami tidak mendapat bintang hitam. Setelah acara penutupan, kami masuk ke bis 11 tetap bersama mitra setia kami, Hermes. Saya tetap duduk didepan sampai beberapa saat hingga ada pemberhentian untuk istirahat. Disini saya membayar hutang saya pengganti seri. Bukan hutang solaris, namun hutang RIBU senilai 16 RIBU. Ini merupakan hutang saya pribadi kepada kamit saya kak Papin yang telah memperlakukan saya semena-mena, namun membuat saya selangkah lebih disiplin dan semangat dari anggota Solaris yang lain. Ucapan terima kasih saya haturkan kepada kak Papin :)
Setelah istirahat, saya tidak duduk didepan lagi, melainkan berdiri disebelah kak Papin yang menjadi kenek sementara. Kurang lebih 1 jam saya nemenin kak Papin yang duduk termenung memandangi sawah2 lewat jendela pintu keluar. Setelah menemaninya duduk berdua, saya kembali ke post saya bersama pak Junaedi dan Kak Fauzi, lalu tidur hingga pintu keluar Tol.
Sesampainya disekolah, saya disuruh (atau mungkin menyuruh diri sendiri) untuk membawa 4 nametag, 1 charta. Sampai didalam sekolah, saya mencari barang2 saya yang ga terlalu berat namun menyusahkan itu. Gerimis mulai turun, tanda sebentar lagi akan hujan sangat deras. Sebelum pulang, saya ingin memberikan penghormatan terakhir pada kamit saya, kak Papin yang sadar atau tidak sadar telah sangat berjasa bagi kami semua. Terima kasih atas segala jasamu. "Penghormatan terakhir, HORMAT GRAK!". Hormat diturunkan, lalu kami berjabat tangan sebagai SAHABAT... Namun.... cerita kami belum selesai karena besok2 masih banyak kejadian aneh yang dilalui oleh saya, kak Papin, Hyakutake, Hermes, OSIS, MPK........................ SOLARIS
-Hormat kami, Hyakutake-
Pada bagian ini, saya ingin mencontek gaya blog kak Papin, yaitu sesi "kata2 yang terdengar dan teringat oleh saya"
"Siap, Papin sebagai penjuru, JAYA!"
"Pipis tadi Pipit ga bayar..."
"Ayo semua bekhangkat!"
"Salam mesra..."
"Halo2...81...suara kami menggema diudara"
"Ayo minum kupi..."
"Kelengkungan..."
"1,2,3,4,5,6,7,8,9,10....1 RIBU!"
"Iya apa? Apa iya?"
'SEKRA!"
"SOLARIS!"
Special thanks to:
~ Tuhan Yang Maha Esa
~ All Staff (Teacher, KKR, SIGMA, ROHIS, ROKRIS, ROKRAT, And the others)
~ OSIS Netradhiira Pattvisekra
~ MPK Cista Niti Pranagata
~ Keluarga Bapak Omo
~ Seluruh Penduduk Desa Dayeuh Kolot
~ Parents
~ SOLARIS
~Kak Fauzi
~Kak Olin as Hermes's "kamit"
~ Hyakutake and Hermes
And...
~Kak Papin as the best Kamit, OSIS, or anything among the best in our heart.
Note: Some events like ghost, PCN, old man that wear a white clothes, posession, unconciousness or anything that have negative element have been eliminated from this post :D
Thanks for your participation. Keep reading on my Blog :)
What Is The Function Of The Bios
-
[image: What is the function of the bios]
What is the function of the bios
The main functions of BIOS are as follows:
- <li
class="TrT0Xe"...
11 months ago